#
amit amit ngaliman salam
mohon ijin berbagi
# mengenali diri sendiri
*
*
sebelumnya saya mohon maap. tulisan ini tidak penting. kalo anda sibuk, jangan dibaca. hanya membuang waktu saja. bukan niatan pamer. hanya catatan pribadi menelusuri diri saya sendiri. bagi saya ini perjalanan spiritual.
*
*
dulu saya percaya begitu saja kalo saya ini orang jawa. tanpa meneliti dan menyelidiki siapa kakek nenek saya. setelah hampir sepuluh tahun menyelidiki dengan santai dan tidak tergesa gesa. dicatatan keluarga. ternyata ada banyak kawin campur antar ras. saya jadi tidak lagi fanatik ke suku-an.
*
*
kakeknya ibu. seorang lelaki jawa. menikahi 3 orang perempuan. istri pertama jawa. punya anak. setelah istrinya wafat. dia menikah lagi dengan istri perempuan cina dan punya anak. tapi bercerai. keturunannya pindha ke palembang. lalu menikah lagi dengan perempuan keturunan arab. dan punya anak. dan meneruskan silsilahnya. semua anaknya , namanya rangkap. ada nama jawa dan nama arab. itu di jaman netherland india.
*
*
informasi terbaru. saya diberi tahu kalo ada istri kakeknya ibu saya yang mati karena melahirkan beserta bayinya. namanya mbah noni. disebut noni . karena dia darah campuran bapaknya belanda, ibunya cina. dan saya amati dikuburannya kakeknya ibu saya. batu nisannya tidak pake nama gelar. hanya nama panggilan yaitu iskak.
*
*
ke atas lagi di jaman perang diponegoro , saya temukan leluhur saya blasteran jawa dan palembang. ke atasnya lagi ada blasteran jawa dan cina. ada pula campa. akhirnya saya tertawa dan malu. ternyata orang jawa jaman dulu, tidak fanatik kesukuan.
*
*
maka saya sebagai orang yang dibesarkan dengan budaya jawa - pesisiran. yang dikampung saya jembatan disebut dengan nama " brug ". saya pikir itu bahasa jawa lokal. kok di daerah jawa lain tidak ada. ternyata setelah saya selidiki. itu pengaruh bahasa belanda. didaerah dekat bugisan ( bekas kampung bugis, jaman dulu ) . waktu kecil, saya biasa melihat perahu-2 nelayan bersandar dekat pasar.
*
*
motif batik jawa di kampung saya terpengaruh unsur jawa, cina, arab dan eropa. warna warni. itulah proses sinkritisme di dunia batik. semakin saya pelajari diri sendiri, kampung sendiri. keluarga sendiri. ternyata sudah membuka diri dengan budaya luar. bahkan sebelum republik indonesia ada.
*
*
orang jawa di pulo jawa sudah pernah diperintah pake model negara koloni kerajaan eropa, sudah pernah pake model negara kesultanan islam, sudah pernah pake model negara kerajaan shiwa budha mojopait. sekarang model negara republik indonesia.
*
*
saya tidak fanatik ras dan agama. setelah tahu riwayat keluarga. saya suka senyum sendiri kalo lihat sodara jauh di keluarga besar saya yang jelas mukanya arab, rambutnya kriting. hidung mancung. tapi ngakunya tetap dia jawa. dia tidak bisa bahasa arab. dan tidak latah seperti selebriti lelaki pemain sinteron yang tiba tiba berjanggut seperti warga thaliban.
*
*
gak apa apa.setiap orang punya pilihan jalan masing-2 dan menuai buah karma masing-2. semoga kita semua selamat dan bahagia. hidup di nikmati saja. senang dan menderita sudah resiko jadi manusia. terima kasih.
*
*
salam,
Wuddha Paing
amit amit ngaliman salam
mohon ijin berbagi
# mengenali diri sendiri
*
*
sebelumnya saya mohon maap. tulisan ini tidak penting. kalo anda sibuk, jangan dibaca. hanya membuang waktu saja. bukan niatan pamer. hanya catatan pribadi menelusuri diri saya sendiri. bagi saya ini perjalanan spiritual.
*
*
dulu saya percaya begitu saja kalo saya ini orang jawa. tanpa meneliti dan menyelidiki siapa kakek nenek saya. setelah hampir sepuluh tahun menyelidiki dengan santai dan tidak tergesa gesa. dicatatan keluarga. ternyata ada banyak kawin campur antar ras. saya jadi tidak lagi fanatik ke suku-an.
*
*
kakeknya ibu. seorang lelaki jawa. menikahi 3 orang perempuan. istri pertama jawa. punya anak. setelah istrinya wafat. dia menikah lagi dengan istri perempuan cina dan punya anak. tapi bercerai. keturunannya pindha ke palembang. lalu menikah lagi dengan perempuan keturunan arab. dan punya anak. dan meneruskan silsilahnya. semua anaknya , namanya rangkap. ada nama jawa dan nama arab. itu di jaman netherland india.
*
*
informasi terbaru. saya diberi tahu kalo ada istri kakeknya ibu saya yang mati karena melahirkan beserta bayinya. namanya mbah noni. disebut noni . karena dia darah campuran bapaknya belanda, ibunya cina. dan saya amati dikuburannya kakeknya ibu saya. batu nisannya tidak pake nama gelar. hanya nama panggilan yaitu iskak.
*
*
ke atas lagi di jaman perang diponegoro , saya temukan leluhur saya blasteran jawa dan palembang. ke atasnya lagi ada blasteran jawa dan cina. ada pula campa. akhirnya saya tertawa dan malu. ternyata orang jawa jaman dulu, tidak fanatik kesukuan.
*
*
maka saya sebagai orang yang dibesarkan dengan budaya jawa - pesisiran. yang dikampung saya jembatan disebut dengan nama " brug ". saya pikir itu bahasa jawa lokal. kok di daerah jawa lain tidak ada. ternyata setelah saya selidiki. itu pengaruh bahasa belanda. didaerah dekat bugisan ( bekas kampung bugis, jaman dulu ) . waktu kecil, saya biasa melihat perahu-2 nelayan bersandar dekat pasar.
*
*
motif batik jawa di kampung saya terpengaruh unsur jawa, cina, arab dan eropa. warna warni. itulah proses sinkritisme di dunia batik. semakin saya pelajari diri sendiri, kampung sendiri. keluarga sendiri. ternyata sudah membuka diri dengan budaya luar. bahkan sebelum republik indonesia ada.
*
*
orang jawa di pulo jawa sudah pernah diperintah pake model negara koloni kerajaan eropa, sudah pernah pake model negara kesultanan islam, sudah pernah pake model negara kerajaan shiwa budha mojopait. sekarang model negara republik indonesia.
*
*
saya tidak fanatik ras dan agama. setelah tahu riwayat keluarga. saya suka senyum sendiri kalo lihat sodara jauh di keluarga besar saya yang jelas mukanya arab, rambutnya kriting. hidung mancung. tapi ngakunya tetap dia jawa. dia tidak bisa bahasa arab. dan tidak latah seperti selebriti lelaki pemain sinteron yang tiba tiba berjanggut seperti warga thaliban.
*
*
gak apa apa.setiap orang punya pilihan jalan masing-2 dan menuai buah karma masing-2. semoga kita semua selamat dan bahagia. hidup di nikmati saja. senang dan menderita sudah resiko jadi manusia. terima kasih.
*
*
salam,
Wuddha Paing
Komentar