Langsung ke konten utama

Dewata Jengkar masa kini

 
 
 
amit amit ngaliman salam
# Dewata Jengkar masa kini

menyimak liputan berita tentang kasus Pejabat Negara yang mencuri / korupsi jatah rakyatnya untuk kesenangan dirinya sendiri , mengingatkan saya pada sebuah cerita Legenda di jawa tentang Dewata Jengkar.

Dia seorang raja yang awalnya tidak suka makan daging manusia , gara gara tidak sengaja makan masakan yang mengandung tercampur unsur darah , daging manusia dan ternyata rasanya enak , maka dia menjadi ketagihan dan lalu menjadikan tradisi memasak daging manusia untuk kesenangannya akibatnya rakyatnya di korbankan. maka disebut praktik kanibal.

cerita diatas jika saya baca dalam ruang waktu masa kini , serupa dengan perilaku pejabat yang korupsi , awalnya dia tidak mau korupsi , tapi karena tidak sengaja kebagian jatah korupsi sedikit, lalu dirasakan dan ternyata enak. lama lama ketagihan.

dan kemudian menjadi tradisi. dan yang dikorbankan adalah rakyat demi kepentingan penguasa wilayah. ini juga praktek kanibal secara anggaran.

lalu muncul sosok muda yang terpanggil dan ingin merubah keadaan tersebut , disebut namanya aji saka. dia datang ke wilayah yang ada praktek kanibal tersebut. lalu mengajukan diri untuk di jadikan korban dengan upah tanah yang harus merdeka dari praktik kanibal sepanjang kain ikat kepalanya / udheng .

setelah ikat kepalanya di gelar ternyata sepanjang batas wilayah praktek kanibal Raja tersebut, dan akhirnya sang Raja terusir.

menghadapi praktik korupsi / kanibal anggaran milik rakyat oleh penguasa , yang bisa merubahnya adalah generasi muda. caranya dengan menggelar udheng. secara makna bahasa udheng berarti pemahaman. yang secara benda kata itu menunjuk pada ikat kepala.

jadi pemahamanan itu letaknya di kepala manusia. bukan di dengkul.

maka menggelar pemahaman artinya keberanian anak muda untuk menyebarkan pengetahuan bahwa praktik korupsi itu salah , keliru, dan menyengsarakan banyak orang , walopun menyenangkan sedikit orang. di sepanjang wilayah dimana praktek korupsi sudah menjadi budaya.

Dewata Jengkar itu secara bahasa , Dewata adalah sebutan di jawa kuno untuk Penguasa Wilayah yang berhak menentukan hidup mati rakyatnya. Jengkar itu mengundurkan diri. maka langkah Raja Kanibal itu selalu mundur saat kain udheng aji saka di gelar , dia terus mundur langkahnya sampe batas jurang di pinggir laut dan akhirnya terusir.

ini berarti , jika di gelar pendidikan di sepanjang wilayah kekuasaan yang korup bahwa praktik korupsi / kanibal anggaran itu buruk dan harus di buang.

maka pada akhirnya Penguasa wilayah itu sendiri dipaksa oleh kesadaran masyarakat yang meningkat setelah memperoleh pendidikan dan pemahaman . dan menuntut kemerdekaaan wilayahnya dari praktik kanibal anggaran / korupsi.

mau tidak mau Penguasa wilayah itu harus mundur atau terjungkal jatuh ke lautan penderitaan atau masuk penjara.

pada situasi saat ini , praktik memakan manusia lain / kanibal bukan hanya pada Penguasa Wilayah tapi sudah menjadi tradisi masyarakat yang tidak menjunjung nilai nilai manusia beradab. jadi sudah sama sama rusaknya.

sudah saatnya orang orang yang punya pemahaman di kepalanya tentang cara mengikis sifat jahat , kejam dan kanibal di dalam diri manusia untuk menggelar pemahamannya.

caranya bisa lewat Tutur Tinular yaitu bicara , ngobrol , pidato , ceramah. cara lainnya Tulis Tinular yaitu dengan menulis dan menyebarkan wawasan lewat aksara.

Aji saka itu di gambarkan memakai udheng di kepala, bukan di sampirkan di dada, atau di pakai di dengkul. maksudnya seseorang harus bisa mempertemukan ujung kain di sisi kanan dan ujung kain di sisi kiri , pada titik temu inilah lalu di ikat atau di simpul di kepala.

titik temu pemahaman ujung kiri ( ekstrim kiri ) dan ujung kanan ( ekstrim kanan ) , yang sudah diikat ini disebut kesimpulan pemahaman. arti kata " kesimpulan " itu dari akar kata simpul .

orang orang yang sudah mampu menyimpulan titik temu pemahaman dan di letakkan di kepalanya , maka dia telah memakai udheng . dalam budaya jawa disebut sudah " Mudheng" artinya sudah paham / sudah ngerti.

kalo membeli udheng yg sudah siap pakai / sudah di simpulkan, artinya anda memakai kesimpulan orang lain. syaratnya belajar menyimpulkan pemahaman lewat proses berpikir dan pengalaman hidup sendiri.

cara mengikat bentuk udeng / ikat kepala , berbeda di setiap daerah , ini melambangkan perbedaan pemahaman . sedangkan motif udheng juga bermacam macam. ini melambangkan corak pemikiran yang beragam .

jadi hiasi kepalamu dengan Udheng / pemahaman , siapa tahu suatu saat di butuhkan untuk di gelar , untuk mengusir sifat jahat , kejam, licik di dalam diri kita sendiri dan orang lain. disitulah dialog / debat menjadi jembatannya. kadang benturan pemahaman tidak bisa dihindari . karena niatnya hanya menang - kalah. atau mencari benar - salah.

cara mengenali Tanda watak orang yang debat itu mudah, kalo alasannya utk kepentingan kesenangan sendiri dan membunuh rasa kemanusiaan , itu watak dewata jengkar. kalo watak Aji saka untuk kepentingan kemanusiaan bahkan rela mengorbankan dirinya.

tapi kalo yang sudah berbudaya , forumnya disebut musyawarah / sarasehan. posisinya duduk bersila , melambangkan duduk sama tinggi derajadnya. yang di capai adalah mufakat. di buka dengan salam , di tutup dengan salam. yang di cari adalah keselamatan bersama.

dalam wayang kulit jawa , gambar karakter Ratu Adil tanpa mahkota hanya memakai udheng adalah Prabu Dharmakusuma atau samiadji. terkenal kejujurannya.

kalo bersumpah 5 tahun kerja ya dijalani , kalo di tanya, apa nasfu jadi presiden ? maka di jawab iya atau tidak. bukan kalimat bersayap. itu jelas bukan tipe Prabu Dharmakusuma. karena yang di junjung tinggi adalah ilmu pengetahuan dan kebijaksanaannya.

semoga menjadi sia sia pada waktunya . terima kasih.

salam,
edy pekalongan
 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Makam Sapuro , Kota Pekalongan

sudah lama saya ingin menulis tentang tanah kelahiran saya. kelurahan Sapuro , di kecamatan Pekalongan Barat Kota Pekalongan. ada beberapa nama kampung di sapuro, antara lain. - sapuro lor - buragan - sapuro kidul - sawah tengah - brontokan - jagalan - kandang arum sebagian orang mengenal sapuro dengan makam dan tempat ziarah. yang paling terkenal adalah makam Habib Achmad bin abdullah bin Thalib al - athas. seorang wali penyebar agama islam. tahun 1900 -an yang dimakamkan di Sapuro. beliau sejaman dengan Buyut saya. dari garis ibu. bahkan yang menyarankan buyut saya yang sudah sepuh tapi sebagai duda. untuk menikah lagi dengan wanita keturunan arab. sehingga lahirlah nenek saya. dan terbentuklah keluarga baru. buyut saya bernama Raden Tengah Karyo nama kampung "sawah tengah " berasal dari kata sawahnya Raden Tengah. yang punya istri jawa tetapi meninggal. punya istri china lalu bercerai dan terakhir istri arab yang di jodohkan oleh habib achmad al athas. sejarah sapuro menu

ebook OSHO : TUhan sudah Mati

OSHO dalam 2 minggu ini saya menterjemahkan beberapa lembar ceramah OSHO  di tahun 1989. Ceramah ini sangat kontroversial , hanya 15 halaman yang saya terjemahkan. itupun cukup membuat saya berdebar debar, apakah nanti yang membacanya sudah siap . padahal ceramah ini disampaikan sudah 20 tahun yang lalu. peradaban manusia sudah mundur, ceramah ini akan membuktikan apa yang saya katakan bahwa mayoritas manusia indonesia saat ini memiliki pemahaman agama yang mundur dari leluhurnya. mereka bersikap lebih fanatik dan kehilangan toleransi terhadap orang yang berbeda. dimasa awal kemerdekaan Indonesia. komunis di terima baik di negeri ini . karena paham komunis ikut serta dalam mendirikan negara ini. anehnya saat ini , ajaran komunis di larang . ajaran kepercayaan leluhur di larang . negeri ini sudah rusak oleh perilaku moral pejabatnya yang rendah . semoga dengan terjemahan kecil dari sekelumit ceramah OSHO , yang jika mau di terjemahkan semua , bisa ratusan lembar untuk satu te

Penyakit dan Kebijaksanaan

catatan. hari selasa, 10 agustus 2010 sekitar jam 9 pagi ada seorang wanita bertamu, usianya kira kira 35 tahun. dia terakhir berkunjung ke rumah, kira kira seminggu yang lalu. dan menanyakan , apakah penyakit yang dideritanya yaitu batu empedu sudah sembuh ? dia rutin seminggu sekali datang ke rumah saya kira kira sejak 2 bulan yang lalu. dan di awal pertemuan mengatakan bahwa menurut pemeriksaan dokter dia mengidap batu empedu. lalu meminta bantuan saya . saya membantu dia dengan terapi prana dan minum air mineral . pagi ini dia menyampaikan, bahwa kemaren dia melakukan pemeriksaan di klinik sesuai saran saya , untuk mengetahui bagaimana perkembangan penyakitnya. dia menuturkan setelah di USG , batu empedunya sudah tidak ada alias hilang. di gembira atas keadaan itu karena tidak harus operasi yang biayanya mahal. itulah alasan dia bertamu ke rumah untuk mengucapkan terima kasih , dengan membawa gula, teh dan sarimi saya terima dan saya katakan, " syukurlah kalo begitu. artinya k