amit amit ngaliman salam
mohon ijin berbagi
memakai ukuran masing-2
*
*
membuat garis lebih mudah dengan alat bantu penggaris. ini masuk jenis alat ukur disebut Mistar. pemandu dlam pendidikan spiritual disebut Master. dalam bahasa jawa disebut Guru. istilah Guru dan Master , keduanya bisa dipakai untuk jenis bidang spiritual maupun material.
*
*
Master ini bahasa lainnya adalah ahli atau tukang. dijaman kuno pengetahuannya berasal dari hasil pengalaman kerja bertahun tahun. lalu di tularkan ke penerusnya. awalnya pengajaran pribadi lalu disusun sistemnya. lama -lama jadi perguruan. lalu lahir tradisi gelar dari perguruan. lalu muncul ijasah. lalu muncul bisnis sekolah, lalu muncul jual beli ijasah master. dan seterusnya.
*
*
penemu mistar, saya tidak tahu. tapi tanpa mistar , kayaknya hidup akan repot. di masa kolonial, jarak satu kota ke kota lain di ukur manual , di beri tanda pake tugu pal di pinggir jalan. bertulis kilometer. selain itu ada titik nol di satu kota. sebagai patokan pusat pedoman alat ukur, ini memakai prinsip alat ukur jangka. sekarang kita tinggal menikmati saja hasil pengukuran masa lalu.
*
*
maka dalam satu proses perjalanan , seseorang mengaku sudah sampe di satu titik. cara tahu ia sudah sampe atau belum, lewat banyak cara. salah satunya bertanya kepada yang sudah sampe. atau membaca jejak tanda yang sudah di pasang.
*
*
orang bisa berbohong mengaku sudah sampe pantai kuta di bali kepada orang yang belum pernah ke sana, padahal ia hanya membaca buku traveling tentang kisah orang yang kesana. lengkap foto dan video. dirinya bisa menjelaskan lengkap, tapi cuma katanya. tapi dirinya sendiri tanpa cerita. ini bukan tentang pamer. ini berbagi pengalaman sendiri.
*
*
sama-2 biasa minum kopi. tapi beda. saya dulu minum kopi instan sachet yang murah, lalu minum kopi campur tepung jagung, lalu minum kopi giling asli. rasanya beda. apalagi di tambah gula, atau pahit atau di tambah susu. rasanya berubah. pengalaman minum kopi anda , bisa menjadi mistar atau alat ukur untuk menilai mutu sajian kopi.
*
*
cara pandang orang berbeda. yang satu orang di rumahnya biasa nonton TV one dan metro TV, sebagai sumber referensi berita. yang satu lagi di rumahnya biasa nonton channel news asia, NHK world, DW , France 24, Rusia Today. pasti beda pandangannya.
*
*
padahal TVnya sama. yang beda antena dan fasilitasnya. maka daya tangkapnya beda. padahal siaran bermutu international melimpah di udara, hanya tidak masuk Tv di rumahnya. karena tidak punya perangkatnya. ini bukan tentang bodoh atau pintar. tapi kalo tidak terpikir, punya uang pun. tidak akan memasang parabola.
*
*
antena siaran, posisinya berdiri tegak memusat di titik puncak. seperti segitiga atau angka satu. kalo antena penerima, contohnya parabola , bentuknya seperti piring bundar terbuka. atau mirip angka nol. itu juga prinsip lingga yoni.
*
*
memusat dan membuka ini. satu dan nol. adalah bahasa pemrograman. memberi dan menerima. terima & kasih. masuk dan keluar. aktif dan pasif. membaca dan menulis. gerak dan diam. material dan spiritual. susah dan senang. mengisi dan membuang. datang dan pergi. ini mistar sederhana prinsip kehidupan. satu paket.
*
*
Mistar saya adalah pengalaman hidup dan hukum alamiah dan alam ini sendiri. karena sifatnya cenderung tetap dan mudah di buktikan. nyata dan mudah diamati.
*
*
mistar orang lain mungkin ilmu pengetahuan. mistar orang lain mungkin buku dongeng. silahkan saja. gunanya mistar adalah alat bantu. tapi mengukur objek pake mistar harus berpatokan pada angka nol alias netralitas.
*
*
budaya manusia itu harus berkembang dan dinamis. kalo budayanya sudah kaku dan dibakukan. maka itu tanda kematian. di dunia timur, batu yang kaku saja di pahat , membentuk citra hidup. sehingga memancarkan kehidupan. apalagi manusia yang hidup. lebih mudah dilihat, apakah ia memancarkan citra kekejaman atau kesegaran atau keramahan.
*
*
pengalaman adalah Guru alias Master tapi juga Mistar alias alat ukur dalam bertindak. saya tidak mau diperalat atau diperbudak demi alasan kesetiakawanan sosial. kalo berbuat baik, itu karena berasal dari diri saya sendiri, untuk diri saya sendiri. bukan demi alasan pahala atau biar di anggap orang baik.
*
*
kalo mau nulis artikel, menulis saja. tapi tetap pakai alat ukur. masalah dibaca atau tidak. setiap tulisan akan menemukan pembacanya sendiri. setiap toilet akan menemukan penggunanya sendiri. setiap tempat sampah akan menemukan sampahnya sendiri.
*
*
ada hukum atau tidak ada hukum, saya tetap akan berbuat baik mengisi kehidupan sesuai peranan saya. andapun menjalankan peran anda sendiri. semoga kita semua selamat dan bahagia. jangan lupa menikmati hidup.
terima kasih.
*
*
salam,
Wuddha Paing
Komentar