saya ingin membahas tentang tafsir saya atas city branding : Kota Pekalongan. ini adalah logo city brand kota pekalongan yang diresmikan 2011 :
tafsirnya bagi saya sebagai penduduk kota pekalongan, adalah sbb:
Tulisan Pekalongan , terpisah menjadi 3 bagian karena di gunakan cara menulis sambung. sehingga di baca sebagai :
1. P
2. ekalong
3. an
bagian pertama adalah huruf P yang kepalanya sangat besar, ini lambang bahwa yang terdepan di kota pekalongan yaitu pemimpinnya ingin memperoleh nama besar dari pencitraan baru ini. hanya saja pemimpin terdepan di kota pekalongan bekerja memisahkan diri dari warganya. secara alam bawah sadar huruf P memisahkan diri dari rangkaian huruf bersambung.
ini tanda Walikota tidak menyatu dengan rakyatnya., di berdiri sendiri sebagai figur terpisah dan independen.
2. ekalong , adalah bagian kedua dari simbol diatas melambangkan mayoritas warga pekalongan, golongan islam terutama pedagangan batik bermodal besar. karena ini brand utk bisnis. pemilik modal paling besar di pekalongan ingin menguasai pangsa pasar batik. terbukti dari penulisan " world's city of batik " berada tepat di bagian kedua ini. artinya memang pasar bisnis batik yang akan dimunculkan akan di bawah kaki pemilik modal terbesar.
3. an , adalah bagian paling belakang yang tidak di dukung oleh pemodal besar dari binis batik, mereka adalah pemodal kecil , indusutri rumahan. mereka hanya akan di sentuh karena alasan politis , yaitu agar di mata luar kota pekalongan , rakyat turut dilibatkan. lihat saja silmbol huruf " g " yang ekornya tumbuh menjadi sebuah tanaman bunga menjalar . alur tanaman itu menyentuh huruf " an " tapi itu tetap lambang terpisah. menjadi mirip , simbol abjad jawa. " di pangku " yaitu untuk mematikan suara dari huruf hidup jawa. misalkan " jaKa" jika huruf " K " di pangku maka bunyinya akan menjadi " Jak ".
jika yang diinginkan adalah kemakmuran rakyat seluruhnya , harusnya semua huruf terhubung jika di tulis dalam format seperti di atas. dan bunga tersebut tumbuh di bagian paling belakang huruf "N". anehnya itu "bunga". dalam bentuk investasi kata bunga artinya adalah keuntungan untuk investor. disini investor bisnis batiklah yang meminjami modal yang akan meraih bunga dari pinjaman yang mereka berikan.
bahkan bunga pinjaman tersebut juga membayangi para pengrajin batik kecil. ini bisa di lihat dari gambar bunga yang menaungi di atas. bagi saya sangat lucu , jika wirausahawan di kota pengalongan akan dililit bunga bank / bunga pinjaman.
dari penciptaan logo city brand ini , saya baca dari simbol alam bawah sadar didasari hanya ingin meraih bunga / keuntungan sesaat.
kemudian " world's city of batik ". tidak diikuti dengan tatanan yang paling mendasar yaitu bahasa simbol di kota pekalongan yaitu nama jalan. kota yang ingin di kenal sebagai berkelas dunia. harus mulai merubah nama jalannya , dengan bahasa inggris sebagai bahasa pergaulan dunia. tempatkan 2 bahasa di setiap jalan kota pekalongan. begitu juga di nama nama tempat umum. Namun hal itu tidak dilakukan.
bahkan di kantor walikota juga papan nama tidak di rangkap dengan bahasa inggris. ini tanda mind set nya belum berubah. hanya slogan saja.
sekolah berstandar internasional juga papan namanya masih menggunkan hanya satu bahasa yaitu indonesia. harusnya menggunakan 2 bahasa. atau 2 papan nama. utk lokal dan international. Namun itu semua hanya slogan belum ke tataran mind set, apalagi tindakan.
slogan yang dibikin pemerintah itu , terbukti tidak bisa menyentuh alam pikiran bawah sadar rakyat kota pekalongan dan menggerakkan semangat mereka untuk berubah menjadi city . karena menurut saya pekalongan masih tetap kampung. belum world city.
bahasa sehari hari yang dipakai world city adalah bahasa international, sedangkan di pekalongan masih memakai bahasa lokal.
dengan adanya background warna di belakang tulisan, itu menjadi semacam layar dari pertunjukkan wayang/ kelir. pekalongan yang terpisah jiwanya menjadi 3 golongan sesuai tulisan logo diatas , itu adalah sebuah permainan yang dilatar belakangi alasan politis.
terbukti background merah muda di atas , tidak di pakai di lambang web pemerintah kota pekalongan. mereka memakai background hijau. yang melambangkan secara politis budaya islam. sedangkan di warna bunga putih pucat , begitu juga dgn daunnya. mana ada daun bunga putih pucat. padahal ini logo berwarna. sehingga nampak jelas.
bagi saya logo di atas terlalu berlebihan dan tidak terjangkau. untuk menyaingi daya tarik solo saja , kita belum sanggup. untuk menyaingi daya tarik jogja kita belum sanggup. kalo saya beri nilai dari 1- 10 . Logo kota pekalongan yang menjadi citry branding , saya nilai 5 karena gagal. tidak berhasil menyatukan rakyat malah memecah belah rakyat.
untuk itulah , saya akan mencipta simbol city branding kota pekalongan untuk diri saya sendiri. akan saya pakai sendiri. dan akan saya bagi kepada teman teman saya di luar kota . satu hal yang tidak boleh dilupakan adalah persatuan rakyatnya dan ketika city branding tersebut di ucapkan, orang menangkap kesan tertentu. dan orang yang mendengarnya tidak perlu melihat dengan matanya lambang simbolnya untuk menangkap pesannya. komunikasi dari bunyi suara dari pelafalan city branding itulah yang penting. karena mayoritas kita berbicara .
semoga ada manfaatnya,
salam,
edde pekalongan
tafsirnya bagi saya sebagai penduduk kota pekalongan, adalah sbb:
Tulisan Pekalongan , terpisah menjadi 3 bagian karena di gunakan cara menulis sambung. sehingga di baca sebagai :
1. P
2. ekalong
3. an
bagian pertama adalah huruf P yang kepalanya sangat besar, ini lambang bahwa yang terdepan di kota pekalongan yaitu pemimpinnya ingin memperoleh nama besar dari pencitraan baru ini. hanya saja pemimpin terdepan di kota pekalongan bekerja memisahkan diri dari warganya. secara alam bawah sadar huruf P memisahkan diri dari rangkaian huruf bersambung.
ini tanda Walikota tidak menyatu dengan rakyatnya., di berdiri sendiri sebagai figur terpisah dan independen.
2. ekalong , adalah bagian kedua dari simbol diatas melambangkan mayoritas warga pekalongan, golongan islam terutama pedagangan batik bermodal besar. karena ini brand utk bisnis. pemilik modal paling besar di pekalongan ingin menguasai pangsa pasar batik. terbukti dari penulisan " world's city of batik " berada tepat di bagian kedua ini. artinya memang pasar bisnis batik yang akan dimunculkan akan di bawah kaki pemilik modal terbesar.
3. an , adalah bagian paling belakang yang tidak di dukung oleh pemodal besar dari binis batik, mereka adalah pemodal kecil , indusutri rumahan. mereka hanya akan di sentuh karena alasan politis , yaitu agar di mata luar kota pekalongan , rakyat turut dilibatkan. lihat saja silmbol huruf " g " yang ekornya tumbuh menjadi sebuah tanaman bunga menjalar . alur tanaman itu menyentuh huruf " an " tapi itu tetap lambang terpisah. menjadi mirip , simbol abjad jawa. " di pangku " yaitu untuk mematikan suara dari huruf hidup jawa. misalkan " jaKa" jika huruf " K " di pangku maka bunyinya akan menjadi " Jak ".
jika yang diinginkan adalah kemakmuran rakyat seluruhnya , harusnya semua huruf terhubung jika di tulis dalam format seperti di atas. dan bunga tersebut tumbuh di bagian paling belakang huruf "N". anehnya itu "bunga". dalam bentuk investasi kata bunga artinya adalah keuntungan untuk investor. disini investor bisnis batiklah yang meminjami modal yang akan meraih bunga dari pinjaman yang mereka berikan.
bahkan bunga pinjaman tersebut juga membayangi para pengrajin batik kecil. ini bisa di lihat dari gambar bunga yang menaungi di atas. bagi saya sangat lucu , jika wirausahawan di kota pengalongan akan dililit bunga bank / bunga pinjaman.
dari penciptaan logo city brand ini , saya baca dari simbol alam bawah sadar didasari hanya ingin meraih bunga / keuntungan sesaat.
kemudian " world's city of batik ". tidak diikuti dengan tatanan yang paling mendasar yaitu bahasa simbol di kota pekalongan yaitu nama jalan. kota yang ingin di kenal sebagai berkelas dunia. harus mulai merubah nama jalannya , dengan bahasa inggris sebagai bahasa pergaulan dunia. tempatkan 2 bahasa di setiap jalan kota pekalongan. begitu juga di nama nama tempat umum. Namun hal itu tidak dilakukan.
bahkan di kantor walikota juga papan nama tidak di rangkap dengan bahasa inggris. ini tanda mind set nya belum berubah. hanya slogan saja.
sekolah berstandar internasional juga papan namanya masih menggunkan hanya satu bahasa yaitu indonesia. harusnya menggunakan 2 bahasa. atau 2 papan nama. utk lokal dan international. Namun itu semua hanya slogan belum ke tataran mind set, apalagi tindakan.
slogan yang dibikin pemerintah itu , terbukti tidak bisa menyentuh alam pikiran bawah sadar rakyat kota pekalongan dan menggerakkan semangat mereka untuk berubah menjadi city . karena menurut saya pekalongan masih tetap kampung. belum world city.
bahasa sehari hari yang dipakai world city adalah bahasa international, sedangkan di pekalongan masih memakai bahasa lokal.
dengan adanya background warna di belakang tulisan, itu menjadi semacam layar dari pertunjukkan wayang/ kelir. pekalongan yang terpisah jiwanya menjadi 3 golongan sesuai tulisan logo diatas , itu adalah sebuah permainan yang dilatar belakangi alasan politis.
terbukti background merah muda di atas , tidak di pakai di lambang web pemerintah kota pekalongan. mereka memakai background hijau. yang melambangkan secara politis budaya islam. sedangkan di warna bunga putih pucat , begitu juga dgn daunnya. mana ada daun bunga putih pucat. padahal ini logo berwarna. sehingga nampak jelas.
bagi saya logo di atas terlalu berlebihan dan tidak terjangkau. untuk menyaingi daya tarik solo saja , kita belum sanggup. untuk menyaingi daya tarik jogja kita belum sanggup. kalo saya beri nilai dari 1- 10 . Logo kota pekalongan yang menjadi citry branding , saya nilai 5 karena gagal. tidak berhasil menyatukan rakyat malah memecah belah rakyat.
untuk itulah , saya akan mencipta simbol city branding kota pekalongan untuk diri saya sendiri. akan saya pakai sendiri. dan akan saya bagi kepada teman teman saya di luar kota . satu hal yang tidak boleh dilupakan adalah persatuan rakyatnya dan ketika city branding tersebut di ucapkan, orang menangkap kesan tertentu. dan orang yang mendengarnya tidak perlu melihat dengan matanya lambang simbolnya untuk menangkap pesannya. komunikasi dari bunyi suara dari pelafalan city branding itulah yang penting. karena mayoritas kita berbicara .
semoga ada manfaatnya,
salam,
edde pekalongan
Komentar