pada sabtu pagi kemaren ( seminggu yang lalu ) saya bangun di rumah mas teguh di kaliurang , menuju ke kamar mandi, sekilas ada yang bergerak dalam sebuah cangkir kopi yg penuh. di meja. cuek saja. tapi sudah masuk keluar mandi keluar lagi. ternyata seekor cicak yang kesulitan keluar dari cangkir kopi yang masih penuh.
" biarlah itu karmanya " . dalam hati aku berkata begitu . tapi kasihan juga, maka aku mengambil sebuah sendok di dapur . dan menuju cangkir kopi dan membantu cicak itu keluar dari cangkir .
lalu aku teruskan ke kamar mandi . keluar dari kamar mandi masih jam 5 pagi. kuteruskan meditasi. dan lain lain.
baru kali ini aku teringat. bahwa menolong mahluk lain tidak bisa di rekayasa. ada waktu yang pas dan saat yang pas kita disana dan kita punya peluang menolong. seperti perjumpaan dengan cicak yang berenang renang di cangkir kopi dan tidak bisa keluar.
terima kasih.
salam,
edy pekalongan
Komentar
kelalaian mita menutup secangkir kopi, bisa saja cecak masuk menikmati.
keadaran membuka secangkir kopi, menjadi enak untuk dinikamti.
pikir yang lalai tebuka , bedan dengan pikir yang sadar dibuka.
hati yang lalai terbuka, bisa kemasukan cecak juga,
hati yang sengaja dibuka, akan menjadi enak dan nyaman bagi penikmatnya.
kelalaian kita menutup secangkir kopi, bisa saja cecak masuk menikmati.
kesadaran membuka secangkir kopi, menjadi enak untuk dinikamti.
pikir yang lalai tebuka , beda dengan pikir yang sadar dibuka.
hati yang lalai terbuka, bisa kemasukan cecak juga,
hati yang sengaja dibuka, akan menjadi enak dan nyaman bagi penikmatnya.