ini catatan berbagi di sebuah forum diskusi ttg spiritual tapi di enuhi caci maka antar agama demi alasan mencari kebenaran.
amit amit ngaliman salam.
mohon ijin berbagi.
untuk mempraktikkan sebuah ajaran rohani tentang melayani orang sakit. pada 2009 saya mencoba praktik selama 1 tahun melayani berbagai keluhan orang sakit. selama 1 tahun lebih tersebut , saya mendapat pengalaman nyata dari teori ajaran rohani tersebut yang ternyata tidak sama persis dengan teori yang di tulis.
untuk mempraktikan sebuah ajaran ringkas " layanilah orang sakit " . itu hanya beberapa baris kalimat , saya perlu ekperimen satu tahun lebih. dan dari situ bisa menyimpulkan pengalaman nyata yang saya alami, bukan dari teori tapi dari hasil praktik.
jika seseorang belajar ilmu rohani tanpa praktik dan ekperimen maka dia hanya menjadi ahli teori rohani dan belum menemukan kebenaran peristiwa dari praktik nyata melakukan ajaran rohani.
saya ingat waktu kuliah dulu tahun 2002, tas saya rusak. dan saya berangkat kuliah dengan memakai kantong plastik untuk membawa buku catatan. saya lakukan hampir sebulan. dalam ekperimen ini, rasanya aneh, semua teman teman tertawa. dan saya menikmati sensasi unik kuliah dengan membawa kantong plastik bekas belanjaan di toko sebagai pengganti tas pada umumnya.
sedikit cerita. di rumah kami , barang paling bersejarah adalah bekas sepeda kayuh ( jengky )lama kami yang sudah rusak . slebornya dan capit urangnya berkarat. sepeda itu dipakai ibu ketika kehidupan kami masih berlantai tanah.
mohon ijin berbagi.
untuk mempraktikkan sebuah ajaran rohani tentang melayani orang sakit. pada 2009 saya mencoba praktik selama 1 tahun melayani berbagai keluhan orang sakit. selama 1 tahun lebih tersebut , saya mendapat pengalaman nyata dari teori ajaran rohani tersebut yang ternyata tidak sama persis dengan teori yang di tulis.
untuk mempraktikan sebuah ajaran ringkas " layanilah orang sakit " . itu hanya beberapa baris kalimat , saya perlu ekperimen satu tahun lebih. dan dari situ bisa menyimpulkan pengalaman nyata yang saya alami, bukan dari teori tapi dari hasil praktik.
jika seseorang belajar ilmu rohani tanpa praktik dan ekperimen maka dia hanya menjadi ahli teori rohani dan belum menemukan kebenaran peristiwa dari praktik nyata melakukan ajaran rohani.
saya ingat waktu kuliah dulu tahun 2002, tas saya rusak. dan saya berangkat kuliah dengan memakai kantong plastik untuk membawa buku catatan. saya lakukan hampir sebulan. dalam ekperimen ini, rasanya aneh, semua teman teman tertawa. dan saya menikmati sensasi unik kuliah dengan membawa kantong plastik bekas belanjaan di toko sebagai pengganti tas pada umumnya.
sedikit cerita. di rumah kami , barang paling bersejarah adalah bekas sepeda kayuh ( jengky )lama kami yang sudah rusak . slebornya dan capit urangnya berkarat. sepeda itu dipakai ibu ketika kehidupan kami masih berlantai tanah.
adikku pernah tanya : kenapa barang rongsokan begitu tidak di buang saja ? malah di simpan di atap rumah. lalu saya jelaskan bahwa itu rongsokan bersejarah. agar kita ingat bahwa dulu barang rongsokan itu membantu mengantar kita mencari uang.
itu mengingatkan saya pada jasa guru guru lama saya. dulu saya berpijak pada wawasan lama yaitu agama keluarga yang mengantarkan saya pada wawasan baru saat ini. kalo saya nilai saat ini , wawasan lama saya itu serupa sepeda tua rongsokan di atap rumah kami itu. tidak ada lagi gunanya. tapi tetap saya hormati. karena jasanya sudah jelas. makanya saya tidak mau merendahkan orang2 yang mendasarkan hidupnya pada wawasan lama ( agama saya ).
mungkin karena itulah saya tidak bisa menjadi orang yang terlalu keras pada suatu ajaran agama. saya akan berani membetulkan orang beragama yang mempraktikan suatu ajaran , jika saya sudah punya pengalaman dan konsep yang lebih baik dalam menjalankan suatu ajaran agama tersebut. sehingga lebih cepat dipahami sisi praktisnya bukan sekedar ritualnya.
karena ritual itu Upacara , seharusnya melatih seseorang melangkah lebih lanjut menjadi tatacara menjalani hidup. bukan upacaranya yang di pegang erat erat tapi praktik nyata kehidupan yang disimbolkan dari upacara tersebut.
berpraktiklah rohani, bukan sekedar teori rohani. kalau anda hanya puas menjadi intelektual rohani sesungguhnya anda hanya pandai sebagai pengumpul teori. dan anda gagal menemukan teori anda sendiri yang di rumuskan dari hasil ekperimen pribadi dalam jangka waktu tertentu.
saya masih menghormati kebebasan berpendapat / freedom of speak ,jika yang mengejek dan menghina agama lain itu menggunakan akun asli , nama asli, foto asli. itu sebuah kejujuran. malah saya malah berterima kasih . karena berkata apa adanya .
kalo ada yang hobi mencela praktik rohani / agama orang lain , mungkin saja itu menjadi jalan spiritual seseorang dalam mencerdaskan orang lain . maka saya ingin mendengar praktik rohani anda pribadi yang bisa ditiru oleh orang yang anda cela agamanya. siapa tahu jadi inspirasi.
kalo cuma saling menghina, itu permainan anak kecil. tapi berilah solusi dan pengayoman anda. itu baru sikap orang dewasa yang spiritual.
saya tidak mewakili ajaran nabi muhammad . tapi saya membaca keluh kesah orang yang hatinya menderita dan gelisah karena permainan saling ejek agama di bulan puasa ini.
biar bagaimanapun kita ini sodara sebangsa dan setanah air. debat dan bertengkar itu hal biasa. tapi setelah berdebat dan adu silat lidah. jangan lupa diakhir sesi debat. tirulah tradisi di acara pertandingan pencak silat . bagi saya itu sangat menginspirasi sekali . mereka saling bertarung dalam satu sesi tapi anehnya di akhir sesi pertarungan . masih sempat saling mengatupkan kedua tangan dan saling menghormat. bagi saya yang suka merenung, terpesona dengan sikap yang demikian. indah sekali.
saya mewakili diri sendiri dalam menulis pengalaman hidup saya.
semoga ini menjadi sia sia pada waktunya, seperti bunga segar yang baru dipetik dan di letakkan di tempat sajen. esok hari akan menjadi sampah layu & kering.
semoga semua mahluk hidup berbahagia.
om shanti shanti shanti
salam,
edy pekalongan
Komentar