Kaum Muda
Cikal Bakal Creativepreneur
yang mendorong kemajuan ekonomi Indonesia
itu salah satu visi pemerintah di tahun 2010.
ada 14 sektor yang bisa menjadi lahan bagi pemuda untuk mengembangkan jiwa kreativenya , sehingga menjadi lahan ekonomi yang berpeluang menghasilkan uang dan memperluas lapangan kerja.
orang orang yang mengembangkan kreativitasnya dan menjadikan itu sebagai pekerjaan baru dan sumber penghidupan disebut Creativepreneur atau perpaduan antara jiwa pengusaha dan jiwa seniman.
itu adalah visi ekonomi kreative yang di programkan pemerintah tahun 2010 lalu , saya sempat membaca berkas proposal tahun 2010 tersebut yang di unggah di scribd.com
apa saja 14 sektor tersebut :
1. Fesyen
2. Pasar Seni dan Barang antik
3. Permaianan Interaktif
4. film , Video dan Fotografi
5. Kerajinan
6. Musik
7. Disain
8. Periklanan
9. Televisi dan Radio
10. Seni Pertunjukan
11. Riset dan pengembangan
12. layanan komputer dan piranti lunak
13. Penerbitan dan percetakan
14. Arsitektur
salah satu kutipan dalam proposal acara Creativepreneur yang menarik yaitu : Anda punya karya kreative, tunjukkan kepada seluruh dunia karya anda. beri ruang kepada seluruh pelaku kreative untuk menilai karya anda.
be creative & meet the experts that can help you improve your idea
Indonesia is Creative
upaya pemerintah menangkap fenomena kreative kaum muda indonesia tersebut , banyak mendapat sambutan positif dari generasi muda. saya sendiri mencoba berkarya melalui sektor kreative nomer 13 yaitu penerbitan dan percetakan.
saya menulis karya berupa buku jenis pengembangan diri , dan menjual buku tersebut lewat media online. sekaligus menjual versi ebook dari karya saya tersebut juga secara online.
ini adalah sebuah momentum baru , dengan menulis karya . saya menciptakan peluang penghasilan di masa depan . ketika karya saya terjual , saya memberi keuntungan kepada penyedia layanan yang menjualkan karya saya . juga ikut memberi kekuntungan kepada jasa layanan paket yang mengantar karya saya ke rumah pembeli .
bisnis penjualan buku dan ebook di amerika serikat berkembang pesat dan itu salah satu lahan ekonomi kreative yang menghasilkan keuntungan tidak sedikit. kedepan saya ingin menterjemahkan karya saya ke dalam bahasa asing sehingga , karya saya tersebut berpeluang untuk di jual dengan pangsa pasar pembaca lebih luas.
di Indonesia ketika anda merintis cita cita menjadi penulis , orang akan tertawa kepada anda. menganggap anda hanya sedang mengerjakan sesuatu hobi dan tidak serius. dengan perkembangan jumlah penduduk muda yang terdidik semakin besar di negara ini . kebutuhan masyarakat untuk membaca juga semakin besar. masyarakat mengakses Google , memakai Email .menggunakan komputer tablet .
ini adalah tantangan bagi semua penulis . jika anda tidak berkarya dan menjual karya anda , anda tidak berpeluang mendapat penghasilan. itu sudah jelas resikonya 100 % tanpa hasil.
namun jika anda berkarya dan menjual karya anda , anda punya resiko 2 hal . mendapatkan penghasilan dan tidak mendapatkan penghasilan . resikonya 50 %.
apalagi jika anda mulai mengelola sendiri karya anda dengan nama penerbit indipendent milik anda sendiri . hak royalti anda lebih besar . dan anda memiliki kebebasan menjual karya anda dimanapaun tempat yang anda suka.
apakah kita tahu jasa penjual online yang menjualkan karya kita secara online berlaku jujur dan tidak menipu hasil penjualan dari karya kita ?
resiko itu selalu ada. namun resiko itu harus diambil . dan bisa di minimalisir. dengan perjanjian tertulis dan seorang penulis memberikan nomer kontaknya di buku yang dia tulis sehingga setiap pembaca buku tersebut bisa mengirimkan komentar melalui nomor tersebut. dari situ kita tahu karya kita sudah laku.
resikonya untuk tidak laku besar dan resikonya laku juga besar . apakah anda berani mengambil resiko tersebut ? pilihan ini adalah tantangan bagi jiwa pengusaha dan jiwa seniman yang menajdi satu dalam istilah baru yang disebut Creativepreneur.
Untunglah kebiasaan menjadi pelayan toko batik sejak smp kelas 3. menjadikan saya terbiasa
melayani pembeli . transaksi penjualan terjadi atau gagal, itu sudah biasa. saya bukan tipe orang gajian bulanan . dan bukan tipe orang yang selalu memegang uang di dompet . jadi ini tidak terlalu beresiko bagi saya. karena saya siap gagal.
ketampilan memahami pembeli saya pelajari . karena saya seperti berjualan di pasar dengan tehnik kuno yaitu tawar menawar . tidak ada istilah harga pas. selalu tawar menawar setiap item barang . jika satu orang membeli sepuluh barang berarti ada kesepakatan harga 10 kali antara saya dengan dia.
dan pembeli saya adalah masyarakat ekonomi menengah ke bawah dari seluruh desa muslim NU di pulau jawa yang punya tradisi berziarah wali songo dari tatar sunda , banten , betawi , jawa , madura. saat ini bahkan banyak dari banjarmasin ,martapura (kalimantan ) dan para transmigran jawa yang telah menetap di lampung dan palembang . sehingga sedikit banyak saya mengenali pola watak pembeli dari beragam daerah di jawa. yang masing masing punya kekhasan . dialek bahasa dan gaya menawar yang berbeda.
sebagian masa muda saya dihabiskan untuk mempelajari akuntansi , sejak usia 16 tahun saya masuk SMK jurusan akuntansi selama 3 tahun dan meneruskan pendidikan di jurusan akuntansi 3 tahun di sambung 2 tahun . hampir 8 tahun saya belajar ilmu akuntansi. disela sela menjadi pelayan toko batik keluarga . karena bisnis keluarga di rancang dari nol , kami sekeluarga orangtua dan anak harus bersatu membuat usaha ini maju.
saya merasa bukan sebuah kerugian atas pilihan hidup saya karena saya menolak menjadi karyawan di bidang akunting. dan memutuskan untuk mengejar pasion saya di bidang bidang yang dianggap kawan kawan saya adalah bidang yang "nyeleneh ".
saya menjadi seorang terapi kesehatan alternatif dengan ilmu prana. selama 1 , 4 tahun dan sampai saat ini ilmu itu berguna dan bisa menjadi sarana menolong orang lain. karena saya belajar ilmu prana sejak tahun 2002 sampai tahun 2008 kepada seorang mentor dengan tehnik pengajaran yang mengharuskan saya menjadi pembelajar mandiri. jadi hampir 6 tahun disela sela waktu hidup saya di habiskan untuk belajar ilmu prana. ini adalah sebuah ketrampilan yang perlu di berdayakan. dan sudah saya berdayakan sampai saat ini.
saya suka membaca dan mulai belajar jurnalistik sejak tahun 2001. dan baru berkesempatan menerbitkan buku di tahun 2011. ini adalah sebuah ketrampilan yang perlu saya hargai . dengan menekuni dunia menulis di sela sela hidup saya . dan menjadi penulis . saya menghargai ketrampilan saya belajar menulis secara mandiri sejak 10 tahun yang lalu.
hidup saya indah, penuh warna warni. saya menikmatinya. masalah uang ? semua orang juga punya masalah keuangan. biasa saja. di kampung saya , kalau kamu mau jadi pelayan , tidak ada istilah menganggur.
dari sma saya sudah punya uang lebih banyak dari kawan2 saya karena saya bekerja menjadi pelayan dan dapat komisi. dan kawan kawan saya satu lulusan perguruan tinggi lokal merasa "aneh" atas jalan hidup saya karena tidak mengejar pekerjaan di perusahaan.
bagi saya itu hanyalah pilihan cara mencari uang. bukan gengsinya tapi kebahagiaannya yang saya cari . dengan bekerja di sektor informal sebelum saya berkeluarga akan membuat saya menjadi Creative. saya punya waktu berpetualang, mengekplorasi segala passion saya. bersidkusi dengan orang orang di luar daerah saya. saya punya waktu membaca dan mempelajari bangsa indonesia dan saya sudah cukup puas.
bagi saya creativepreneur adalah visi hidup saya ke depan. dan sektor nomer 13 yaitu peluang mendapat penghasilan dengan berkarya di bidang menulis akan menjadi kesempatan bagi saya memperoleh pasive income dimasa depan dari royalti.
" always on my mind " di nyanyikan Michael Buble dari album Call me irresposible sedang mengalun di music player saya. untuk menutup tulisan ini. sepertinya album musik Jazz koleksi lama saya ini , masih nikmat di telinga saya.
semoga ada manfaatnya.
salam,
edy pekalongan
Komentar