Langsung ke konten utama

ke makam leluhur



week end kemaren
saya menyempatkan diri
mengunjungi makam leluhur
di tegal - jawa tengah.

salah satu garis leluhur keluarga
saya yang seorang
tumenggung di tegal ternyata
sambung menyambung ke atas
dan sampai kepada pendiri
kadipaten tegal yaitu
Ki Ageng Sebayu

orang tegal sendiri menyebutnya
Ki Gede Sebayu
sama saja artinya.

malam minggu berdiskusi dengan
teman teman theosofi dari
sanggar adiwerna - tegal.
di rumah pak suroso.


membahas tentang
kehidupan di masa lalu,
proses belajar rohani,
sampailah pada kesimpulan
bahwa masalah perkembangan
spiritual seseorang tidak bisa dipaksakan
tidak bisa di percepat , setiap jiwa
harus melalui jalan yang harus di tempuhnya.

banyak informasi rahasia yang di bagi
saking asiknya ,saya lupa mengabadikan
dalam foto.

diskusi di hadiri oleh
6 orang , saya yang termuda
yang paling tua 70 tahun-an
masih sehat .

paling muda diatas saya berusia 50 tahun.

sampai larut malam,
dan harus istirahat untuk tidur
melanjutkan perjalanan besok pagi.


pagi hari
bangun tidur dan seterusnya
siap siap keluar dari hotel
menuju tempat kumpul




minggu pagi saya di antar oleh
teman teman dari perkumpulan
sanggar teosofi cabang adiwerna _ tegal.

menuju desa danawarih di kecamatan
lebak siu .kabupaten tegal.
sekitar 1,5 jam perjalanan
dari kota tegal meuju arah selatan.

sebelum menuju ke makam
kami bertiga yaitu saya , pak suroso
dan pak hari.

mengarahkan motor kami menuju
tempat seorang kawan diskusi
yang merupakan seorang tokoh NU
seorang kyai muda dari kabupaten tegal.
yang akrab di sapa Gus Mujid.
yang mengelola sebuah pesantren
di desa danawarih.


( foto : di tempat Gus Mujid .
dari kiri : pak roso , gus mujid dan saya )


perjalanan di lanjutkan ke makam
sampailah di sebuah area yang sejuk
dan hijau.




lalu setelah mengisi buku tamu
dan sodaqoh kepada pengurus.

saya berdoa dan menghaturkan
salam kepada leluhur saya
ki gede sebayu



tentunya dengan cara saya pribadi
sehingga mendapat beberapa pesan
dari beliau untuk nasehat kehidupan.

setelah selesai saya sempatkan
mengambil gambar bersama pak hari
yang turut mengantar saya.



( foto : saya dan pak hari )


( foto : di depan makam )

perjalanan kami lanjutkan meninjau
pintu air danawarih yang biasa di jadikan
tempat rekreasi pemuda pemudi setempat
karena sejuk dan nyaman
tidak jauh dari tempat makam
ki ageng sebayu.

di sekitar pintu air
tumbuh pohon mahoni.



( foto : di pintu air )

dan sambil beristirahat
saya sempatkan memberi terapi
kesehatan untuk pak roso
yang mengeluh beberapa bagian tubuh
mengalami gangguan kesehatan.

di tepi jalan ,di bawah pohon
sambil santai .




( foto : memberi terapi kepada pak roso )

lalu perjalanan pulang kembali menuju
mampir ke makam putra ki ageng sebayu
leluhur saya juga.
ki ageng honggowono
di daerah kalisoka.

orang tegal menyebutnya
ki gede honggowono

saya berdoa dan menghaturkan salam
lalu menyempatkan diri berfoto




perjalanan selesai jam 5 sore.

malam harinya saya sempatkan
membeli buku di salah satu
mall di kota tegal.
berjudul :
Healing beyond the body



membeli buku sebagai tanda
perjalanan adalah kebiasaan saya.


dilanjut berjalan jalan melihat
suasan kota tegal yaitu keramaian
alun alun dan stasiun di malam hari
dengan naik becak.

serta menikmati makanan
khas tegal yaitu kupat glebet.
yang banyak terdapat di warung
tidak jauh dari stasiun tegal.


( foto : suasana di warung kupat glebet )

hasil yang dapat saya simpulkan
bahwa napak tilas mengingat sejarah
garis dna yang ada di dalam tubuh kita
adalah sebuah perjalanan menarik
apalagi leluhur yang 12 level di atas kita.
selisih 500 tahun yang lalu.

menyenangkan dan
semakin menggugah semangat kita
untuk mengisi kehidupan di bumi
dengan semangat jawa
" memayu hayuning bawono "

pesan ki ageng sebayu kepada saya

" ojo kadonyan lan wedhi mati "
artinya jangan mabuk harta benda dan takut mati "

itu sama saja
mengajak kita agar tidak menjadi terlalu
berbudaya materialistis dan lupa budaya spiritual.

catatan tambahan juni 2012.
dari penelusuran babad tegal di perpustakaan propinsi jawa tengah.
di dapatkan informasi leluhur ki ageng sebayu.


Ayah ki ageng sebayu adalah pendiri kadipaten Purbalingga yaitu Ki Ageng Tepus Rumput. yang menjadi Adipati Purbalingga yang pertama , masuk wilayah  Kesultanan Pajang. namun sejak kecil ki ageng sebayu tinggal di keraton Pajang di masa Sultan Hadiwijoyo ( joko tingkir ) bersama kakeknya Ki ageng Ngunut . sedangkan sejarah ki Ageng Ngunut adalah putera dari Ki Ageng Mandiro yang merupakan putra dari Bathara Katong yang terkenal sebagai adipati ponorogo yang pertama. bathoro kathong adalah putra dari Prabu kertabhumi - Majapahit yang beristana di Trowulan dengan Permaisuri dari Kerajaan Anarawati . daerah sungai mekong di Vietnam.


kembali ke kisah Ki Ageng Sebayu yang mendirikan Tegal karena tidak mau ikut campur dengan wilayah Panembahan Senopati di Mataram. dimasa kecil sampai muda Ki Ageng Sebayu tinggal di keraton pajang bersama Panembahan Senopati yang merupakan anak angkat Sultan Hadiwijoyo. Ayah Penembahan senopati yaitu Ki Ageng Pemanahan adalah abdi keraton Pajang bersama Ki Ageng Panjawi dan Ki ageng joyo singo ( Ki Ageng Cempaluk ). setelah Kerajaan Pajang hancur . Ki Ageng Pemanahan mendirikan cikal bakal  Mataram . Ki Panjawi mendirikan cikal bakal Kadipaten Pati . Ki Ageng Cempaluk menyepi di desa kesesi , kadipaten pekalongan.


putri ki ageng sebayu bernama Raden Ayu Giyanti Subalaksana di ambil sebagai istri Pangeran Purbaya dari Mataram. sedangkan Putra ki ageng sebayu bernama Ki ageng Honggowono meneruskan kepemimpinan kadipaten Tegal yang akhirnya bergabung dengan kerajaan Mataram di era Sultan Agung Hanyokrokusumo.





Setiap akan pergi Ki Gede Sebayu suka berpakaian dengan iket kepala wulung  tutup liwet (caping bambu) baju tenun gedong hitam pekat berlengan longgar membawa teken kayu timoho serta diiringi oleh Ki Suralaweyan dan Ki Jagasuro. Penampilan khas petani bukan bangsawan. meski jika harus berurusan dengan Mataram pakaian kebesaran masih dipakai.1625 adalah akhir perjalanan beliau yang  kemudian digantikan putera
beliau sebagi Bupati Tegal yaitu Raden mas Hanggawana.

Semoga ada manfaatnya.

salam,
edy pekalongan

Komentar

Anonim mengatakan…
assalamualaikum
setelah lama mencari cari akhirnya ketemu.
saya juga punya silsilah keluarga mas, dan disitu tertera nama ki agung sebayu yang beliau adalah anak dari pangeran Hondje atau biasa dikenal pangeran Onje, seorang pendiri kadipaten purbalingga

oh iya mas 08983391311 itu no saya kalo misal mau komunikasi, sekalian saya juga mau tanya2
Bayu mengatakan…
Wilujeng sonten..
Saya tinggal di daerah adiwerna..
Saya sedang mempelajari teosofi..
Nuwun sewu.. sanggar teosofi cabang tegal adiwerna di mana nggeh mas?
Mohon info nya..
Ini contact saya 085 712 759 759

Postingan populer dari blog ini

ebook OSHO : TUhan sudah Mati

OSHO dalam 2 minggu ini saya menterjemahkan beberapa lembar ceramah OSHO  di tahun 1989. Ceramah ini sangat kontroversial , hanya 15 halaman yang saya terjemahkan. itupun cukup membuat saya berdebar debar, apakah nanti yang membacanya sudah siap . padahal ceramah ini disampaikan sudah 20 tahun yang lalu. peradaban manusia sudah mundur, ceramah ini akan membuktikan apa yang saya katakan bahwa mayoritas manusia indonesia saat ini memiliki pemahaman agama yang mundur dari leluhurnya. mereka bersikap lebih fanatik dan kehilangan toleransi terhadap orang yang berbeda. dimasa awal kemerdekaan Indonesia. komunis di terima baik di negeri ini . karena paham komunis ikut serta dalam mendirikan negara ini. anehnya saat ini , ajaran komunis di larang . ajaran kepercayaan leluhur di larang . negeri ini sudah rusak oleh perilaku moral pejabatnya yang rendah . semoga dengan terjemahan kecil dari sekelumit ceramah OSHO , yang jika mau di terjemahkan semua , bisa ratusan lembar untuk satu te

Makam Sapuro , Kota Pekalongan

sudah lama saya ingin menulis tentang tanah kelahiran saya. kelurahan Sapuro , di kecamatan Pekalongan Barat Kota Pekalongan. ada beberapa nama kampung di sapuro, antara lain. - sapuro lor - buragan - sapuro kidul - sawah tengah - brontokan - jagalan - kandang arum sebagian orang mengenal sapuro dengan makam dan tempat ziarah. yang paling terkenal adalah makam Habib Achmad bin abdullah bin Thalib al - athas. seorang wali penyebar agama islam. tahun 1900 -an yang dimakamkan di Sapuro. beliau sejaman dengan Buyut saya. dari garis ibu. bahkan yang menyarankan buyut saya yang sudah sepuh tapi sebagai duda. untuk menikah lagi dengan wanita keturunan arab. sehingga lahirlah nenek saya. dan terbentuklah keluarga baru. buyut saya bernama Raden Tengah Karyo nama kampung "sawah tengah " berasal dari kata sawahnya Raden Tengah. yang punya istri jawa tetapi meninggal. punya istri china lalu bercerai dan terakhir istri arab yang di jodohkan oleh habib achmad al athas. sejarah sapuro menu

Buku ala Pandji Pragiwaksono

semalam saya selesai membaca sebuah buku kecil yang saya beli dari stand obral buku di gramedia pandanaran - semarang. bukan buku baru tapi kadangkala di buku buku yang di letakkan dalam stand obral saya temukan banyak buku yang lebih mengisnpirasi dari buku buku yang baru terbit , hanya saja kelemahan buku yang di cetak oleh penerbit memiliki batas kadaluwarsa untuk di tampilkan di peredaran. berbeda dengan buku yang di tulis dan di terbitkan sendiri dengan nama penerbit milik kita sendiri , dan di jual dengan sistem print on demand di internet . masa pajang di rak buku online lebih panjang . apalagi jika di jual versi ebooknya ini akan lebih mudah di beli dan diakses oleh semua orang di dunia sepanjang tahun. Judul Buku : how i sold 1000 CDs in 30 Days karya : Pandji Pragiwaksono penerbit : Gramedia tahun 2009 isi buku : buku ini di tulis dengan gaya santai , seperti obrolan ringan . bercerita tentang pola pikir dan pola tindakan yang di anut oleh penulisnya . yang berprofesi sebaga