Langsung ke konten utama

Mulat Sarira




amit amit ngaliman salam
mohon ijin berbagi
# berlatih Mulat Sarira
*
*
2 hari yang lalu, sudah yang ke-2 kalinya saya membersihkan pintu depan rumah yang kedatangan tai kucing yang mencret. daripada marah , lebih baik saya bersihkan dan setelah itu disiram dengan air. kalo masih bau saya beri sedikit bubuk kopi. hasilnya bersih kembali.
*
*
masalah yang datang, mau disikapi dengan perasaan positif ataupun perasaan negatif. tidak terlalu penting bagi saya. karena itu tidak meringankan, itu dari pengalaman saya. hanya dengan bertindak / maka masalah bisa selesai. seperti urusan tai kucing tadi. yang tadi pagi. sudah tidak ada. entah kucingnya sudah bertobat atau bagaimana, saya tidak paham.
*
*
kalo saya mengalami di kunjungi perasaan tidak enak yang sangat. atau dikunjungi berbagai pikiran negatif bahkan keinginan jahat . karena suatu sebab kejadian sehari hari yang biasa ataupun kejadian luar biasa. maka saya segera melakukan mulat sarira yaitu mencari sumber masalah di dalam diri sendiri, meneliti kenapa itu muncul. setelah itu saya membenahi pikiran dan perasaan agar kembali seimbang.
*
*
Mulat Sarira itu evaluasi diri. biasanya saya lakukan kalo terjadi masalah saja. tapi sekarang lebih sering, bahkan pada hal hal kecil. hasil dari mulat sarira adalah Tepa Salira atau sikap tenggang rasa. jika mata sudah mengantuk , maka aktivitas saya hentikan. tidak saya paksakan. itu cara saya Tepa Salira kepada Tubuh saya. kalo makanan dan minuman tertentu setelah saya konsumsi reaksinya di tubuh tidak nyaman seperti bikin alergi ataupun mencret, maka saya tepa salira. menghindarinya. 
*
*
saya kalo sedang enak, tidak mau di ganggu. maka ketika saya sedang ngopi pagi di teras kamar home stay . dan di sebelah tanpa menutup jendela melakukan ritual senggama, pake suara keras lagi. saya maklum, dan memilih berjalan pagi saya. sepertinya itu sodara kita pelancong dari italia. itu Tepa Salira. begitu pula saat ada yang berduaan di kolam renang , bergaya lumba lumba kawin. saya lewat pun tidak melirik. itu Tepa Salira. 
*
*
Tepa Salira atau Tenggang Rasa atau toleransi adalah sikap yang lahir dari akibat orang yang paham dan mengerti dari pengalaman, tujuannya menghindari konflik dan hal hal yang tidak perlu. maka saya tertawa, kalo ada orang kampanye tentang " toleransi " tapi ia tidak mengajarkan Mulat Sarira atau ketrampilan meneliti & mengevaluasi diri sendiri.karena sia sia saja. orang tidak tenggang rasa , itu bukti ia tidak kenal praktek introspeksi diri
*
*
saya sering kalo di angkutan umum semacam busway di jogja atau di semarang saat liburan, memilih berdiri jika ada ibu-2 menggendong anak tidak dapat tempat duduk. saya selalu berusaha berhenti menepi jika naik motor. jika ada iringan yang macet orang berjalan membawa keranda jenasah walopun aslinya bisa menyalip disela sela. itu Tepa Salira.
*
*
maka kalo Tepa Salira atau tenggang rasa sudah hilang, artinya ilmu Mulat sarira juga sudah tidak di praktekan. dan lumrah jika banyak konflik antar manusia dimana mana. hilanglah rasa ayem dan tentrem di kehidupan sehari hari. 
*
*
di rumah, saya menyiapkan potongan mie instan kering di piring , di sudut dapur. karena ada satu tikus kecil nakal di rumah ini. itu untuk makanan tikus. kalo sudah habis. saya isi lagi. maka hasilnya buku-2 saya aman. sepatu kulit saya aman. bahkan sajen seperti buah , tidak pernah dimakan tikus . ini sedikit lucu tapi nyata.
*
*
begitulah sedikit praktek Mulat Sarira yang saya jalani , yang membantu saya lebih mudah berpraktek Tepa salira . di Jawa ini , lewat pohon beringin pinggir jalan sebagai rumahnya wong alus ataupun rumah kuntilanak saja, jaman dulu saya diajari untuk permisi. itu kepada bukan manusia. tujuannya agar menciptakan selaras atau harmonis di bumi. rukun kepada sesama hidup. 
*
*
semoga kita semua slamet dan bahagia. cukup makan dan bersenang senang. tetap jaga kesehatan. juga jaga jarak aman. terima kasih. 
*
*
salam,
Wuddha Paing




Komentar

Postingan populer dari blog ini

Makam Sapuro , Kota Pekalongan

sudah lama saya ingin menulis tentang tanah kelahiran saya. kelurahan Sapuro , di kecamatan Pekalongan Barat Kota Pekalongan. ada beberapa nama kampung di sapuro, antara lain. - sapuro lor - buragan - sapuro kidul - sawah tengah - brontokan - jagalan - kandang arum sebagian orang mengenal sapuro dengan makam dan tempat ziarah. yang paling terkenal adalah makam Habib Achmad bin abdullah bin Thalib al - athas. seorang wali penyebar agama islam. tahun 1900 -an yang dimakamkan di Sapuro. beliau sejaman dengan Buyut saya. dari garis ibu. bahkan yang menyarankan buyut saya yang sudah sepuh tapi sebagai duda. untuk menikah lagi dengan wanita keturunan arab. sehingga lahirlah nenek saya. dan terbentuklah keluarga baru. buyut saya bernama Raden Tengah Karyo nama kampung "sawah tengah " berasal dari kata sawahnya Raden Tengah. yang punya istri jawa tetapi meninggal. punya istri china lalu bercerai dan terakhir istri arab yang di jodohkan oleh habib achmad al athas. sejarah sapuro menu

ebook OSHO : TUhan sudah Mati

OSHO dalam 2 minggu ini saya menterjemahkan beberapa lembar ceramah OSHO  di tahun 1989. Ceramah ini sangat kontroversial , hanya 15 halaman yang saya terjemahkan. itupun cukup membuat saya berdebar debar, apakah nanti yang membacanya sudah siap . padahal ceramah ini disampaikan sudah 20 tahun yang lalu. peradaban manusia sudah mundur, ceramah ini akan membuktikan apa yang saya katakan bahwa mayoritas manusia indonesia saat ini memiliki pemahaman agama yang mundur dari leluhurnya. mereka bersikap lebih fanatik dan kehilangan toleransi terhadap orang yang berbeda. dimasa awal kemerdekaan Indonesia. komunis di terima baik di negeri ini . karena paham komunis ikut serta dalam mendirikan negara ini. anehnya saat ini , ajaran komunis di larang . ajaran kepercayaan leluhur di larang . negeri ini sudah rusak oleh perilaku moral pejabatnya yang rendah . semoga dengan terjemahan kecil dari sekelumit ceramah OSHO , yang jika mau di terjemahkan semua , bisa ratusan lembar untuk satu te

Penyakit dan Kebijaksanaan

catatan. hari selasa, 10 agustus 2010 sekitar jam 9 pagi ada seorang wanita bertamu, usianya kira kira 35 tahun. dia terakhir berkunjung ke rumah, kira kira seminggu yang lalu. dan menanyakan , apakah penyakit yang dideritanya yaitu batu empedu sudah sembuh ? dia rutin seminggu sekali datang ke rumah saya kira kira sejak 2 bulan yang lalu. dan di awal pertemuan mengatakan bahwa menurut pemeriksaan dokter dia mengidap batu empedu. lalu meminta bantuan saya . saya membantu dia dengan terapi prana dan minum air mineral . pagi ini dia menyampaikan, bahwa kemaren dia melakukan pemeriksaan di klinik sesuai saran saya , untuk mengetahui bagaimana perkembangan penyakitnya. dia menuturkan setelah di USG , batu empedunya sudah tidak ada alias hilang. di gembira atas keadaan itu karena tidak harus operasi yang biayanya mahal. itulah alasan dia bertamu ke rumah untuk mengucapkan terima kasih , dengan membawa gula, teh dan sarimi saya terima dan saya katakan, " syukurlah kalo begitu. artinya k