amit amit ngaliman salam
mohon ijin berbagi
# bagiku Jawa itu melihat guna nya bukan merek nya
*
*
kamu minum air . saya minum air. tapi sebagian orang ketika meminum air mineral dalam kemasan botol , merasa dia minum aqua , minum le mineral , minum ades , minum vit . padahal kalo mau melihat kenyataan, yang diminum airnya. merek botol adalah wadah saja. bahkan orang dusun dipegunungan, minum langsung dari sumber air tidak pake merek , tanpa harga. karena air pegunungan di tempatnya bukan barang dagangan atau belum dianggap barang dagangan di tempatnya.
*
*
sales produk air mineral selalu memuji merek dagangannya. itu wajar karena , dia pedagang. tapi lupa memuji gunung dan mata air sumber pegunungan tempat pabrik itu mengambil air. juga hutan lindung disekitar mata air tersebut. di masa kini , di Jawa ketika air mineral di botol ada mereknya dan dijual adalah hal yang wajar. tapi seratus tahun lalu itu sesuatu yang tidak wajar. ditempat pedusunan terpencil , dimana air melimpah , bersih dan jernih. sales air mineral tidak laku.
*
*
ajaran spiritual pun demikian. di tempat awal mulanya , bisa jadi tidak ada namanya. tidak ada mereknya. setelah Guru yang mengajar itu wafat. lalu muritnya memberi merek pada ajaran spiritual tersebut. apalagi jika mau diperagangkan secara lintas negara maka bumbu bumbu cerita tentang merek ajaran tersebut harus dipercantik dan dibuat menarik. mirip sales botol air mineral.
*
*
pada awalnya jamu tradisional , tidak ada mereknya. ayam panggang tidak ada mereknya. gudeg tidak ada mereknya. pecel tidak ada mereknya. bahkan sampe sekarang yang tidak ada mereknya adalah nagasari . kue beras dibungkus daun pisang. yang dikenal adalah pembuat masakan tersebut . pembuat kue tersebut. bukan mereknya. peracik jamu tersebut dikenal namanya, bukan merek jamunya. tapi jaman berubah semua harus pake merek dan standart perdagangan.
*
*
orang orang yang mengajarkan spiritual tanpa merek pun. terpaksa harus memakai merek , jika berhadapan dengan sales ajaran spiritual bermerek. kalo tidak pake merek , tidak dianggap sebagai ajaran spiritual yang bagus dan berstandar lokal ataupun international.
*
*
bahkan manusia mulai diberi merek. ada manusia asia, ada manusia eropa. ada manusia indonesia. ada manusia jawa. ada manusia jawa. ada manusia catalonia.ada manusia arab. padahal tetap sama. yaitu manusia dengan perangkat raga , panca indra dan naluri kebutuhan manusianya.
*
*
sekarang manusia di jawa punya nama eropa. nama arab. karena perkembangan jaman. misalnya Adelia , maria , eduardo , Akbar . karena sejatinya nama hanyalah tanda panggilan. sifat orang jawa tidak fanatik. tidak merubah manusia . itu cuma merek nama. seperti air mineral dari pegunungan di jawa, diberi nama le mineral. bukan Banyu Gunung. tidak masalah , cuma merek. penting kalo haus minum air. jangan botol plastiknya dimakan. mereknya dimakan.
*
*
*
ini berlaku pula untuk orang jawa masa kini yang menganut ajaran spiritual dari model luar. ini masalah kenyamanan saja. karena peradaban terus berproses . yang saya tangkap dari nilai luhur ajaran jawa adalah pada mementingkan intisari nya. bukan merek. bahkan sama sekali tidak fanatik merek.
*
*
bahasa itu alat komunikasi. kalo bahasa jawa model ada urutan kasta tinggi dan rendah itu model jawa dari keraton mataram. model jawa sebelum keraton mataram , ada juga yang memakai bahasa jawa yang tidak pake kasta. egaliter. seperti bahasa ngapak - banyumas. atau bahasa osing - blambangan / banyuwangi. gunanya bahasa itu alat komunikasi. penting pesan sampe dipahami. bahasa indonesia tidak mengenal kasta. misalnya " bapak guru sedang makan siang " . " Tuan Raja sedang makan siang " . " kuli pasar sedang makan siang ".
*
*
kalo ajaran spiritual jawa, mau pake kasta kasta. dikembalikan ke jaman kerajaan tertentu . ya monggo saja. tapi saya tidak ikut. atau ajaran jawa dicap harus beragama / kepercayaan / sekte tertentu, juga saya tidak ikut ikut. silahkan saja.
*
*
kalo orang jawa harus berbaju tenun lurik gaya kesultanan jawa , saya setuju tapi tidak harus. mau telanjang dada. hanya pake jarik batik juga boleh. mau pake kain putih seperti para resi juga boleh. mau pake kain polos warna dari pohon tarum atau warna kayu / sogan juga boleh. mau pake jas model italian cut dengan bahan lurik atau kain batik karya disainer tailor lokal. juga boleh. karena gunanya sandang itu cuma perlengkapan hidup.
*
*
maka salah satu ciri guru spiritual jawa , biasanya menerima muritnya tidak mempermasalahkan agama / keyakinan / suku bangsa. semua diajari kalo muritnya mau belajar sungguh sungguh. ini malah di praktekan biasanya oleh seniman jawa. baginya budaya jawa boleh dimiliki orang luar jawa. yang penting sama sama manusia. bahkan kalo mahluk halus mau belajar juga mungkin dipersilahkan.
*
*
karena keterbukaan inilah. punya peluang ajaran guru jawa yang terbuka, ketika sudah wafat . lalu penerus atau murit muritnya menambahi dengan corak tertentu . lalu hanya dengan corak tertentu versi dia yang boleh diterima belajar. lalu membuat aliran jawa merek khusus. berbeda dengan sodara seperguruannya. yang juga membuat aliran jawa merek lain lagi. silahkan saja. ada juga yang masih tetap terbuka. mau diberi merek boleh, tidak boleh. .
*
*
maka beruntunglah murit murit yang berguru kepada guru spiritual jawa yang sifatnya terbuka. apalagi bisa main alat musik . biasanya ilmu rasa nya lebih hebat lagi. karena punya naluri seni yang kuat.
*
*
begitu pendapat saya pribadi. kalo pendapat orang lain ya tentu beda. silahkan saja. karena pengalaman masing masing orang tidak sama. dan pendapat saya juga tidak mesti dibenarkan. pasti banyak sisi kelemahannya, karena faktor keterbatasan wawasan dan pengalaman. namanya juga manusia biasa. mari ngopi dulu. semoga kita semua slamet , waras , bahagia. tetep jaga kesehatan. terima kasih.
*
*
salam,
wuddha paing
Komentar