Langsung ke konten utama

pujangga : empu jangga




pujangga , di jawa disebut PuJangga ( dibaca : pu jong go ) dari singkatan 2 kata EMPU Jangga artinya empu atau ahli yang menciptakan karya sastra baik lisan dan tulisan untuk menyampaikan suatu ajaran.

kekuatan seorang empu jangga / pujangga ada di ajarannya yang tersimpan dalam nyanyian, syair , tulisan , kitab.

penulis bukan pujangga. karena penulis itu hanya mencatat laporan dan menyampaikannya.
di jaman sekarang , menulis sms itu juga penulis pesan.
wartawan itu penulis
pembuat pidato itu penulis
pembuat skripsi itu penulis
nulis status di fb itu penulis

perbedaan antara penulis buku dan pujangga itu pada " ajaran " yang disampaikannya dari hasil pengalaman pribadinya dalam hidup , entah itu kebijaksanaan , hasil penelitian, sebuah stategi.

dan ajaran yang disampaikan dalam karyanya itu bisa dipraktekkan oleh pembacanya dan hasil yang diperoleh sesuai dengan apa yang ditulis karena dari hasil pengalaman nyata.

jadi ada ribuan penulis buku tapi tidak semuanya bisa dimasukkan sebagai pujangga.
apalagi kalo cuma menterjemahkan karya sastra lama dalam bahasa modern , itu bukan pujangga. itu penulis penterjemah.

seorang pujangga itu sudah melakukan apa yang ditulisnya.
secara garis besar pujangga di bagi menjadi 2 : yaitu
1. pujangga brahmana / pujangga keagamaan. ada pujangga budha , pujangga islam
2. pujangga bukan brahmana / bukan keagamaan. contohnya karl max, socrates, montesque, archimedes, galileo,

bhineka tungga ika , itu hasil dari sastra Sutasoma , hasil karya seorang pujangga jawa budha yang nama aslinya saya tidak tahu tapi dia memakai nama gelar yaitu TAN TULAR.

Tan : tidak . Tular : menyampaikan . jadi nama Tan Tular adalah bentuk kerendahan hatinya untuk mengatakan dia seorang yang tidak pandai berbicara.

sehingga nama tan tular selalu diberi nama depan empu . tapi yang lebih pas adalah
Empu Jangga Tan Tular atau Pujangga Tantular.

jadi empu itu bukan saja gelar melekat pada ahli membuat keris.

saran saya , kalau anda mau membeli keris , coba tanyakan siapa empu pembuatnya .
bagi saya penjual keris yang suka iklan di fb tapi dia tidak menuliskan siapa empu pembuat keris yang dijualnya. maka perlu di ragukan ketelitiannya.

kecuali penjualnya menuliskan : nama empu keris pembuat , saya tidak mengetahuinya. karena usia keris yang sudah ratusan tahun. itu penjual yang jujur.

saya belajar menulis dan belajar , mudah mudahan suatu saat bisa bertransformasi menjadi empu jangga / pujangga.

dan saya berdoa, semoga anda yang berjualan keris , bisa bertransformasi menjadi pembuat keris dan menjadi empu keris.

jangan kagum pada kerisnya, tapi kagumlah pada empu pembuatnya.
kagumlah pada orang yang bis amembuat keris pusaka sendiri.
jangan bangga bisa membeli smartphone canggih . tapi banggalah jika bisa membuat handphone / smartphone sendiri.

jangan bangga pada kitab buatan orang lain yang kamu jadikan pusaka. kalo kamu hebat buatlah kitab sendiri sebagai pusaka pribadimu.

maka, saya lebih kagum kepada orang yang sudah menuliskan prinsip hidup yang dilakoninya bertahun tahun menjadi kitab pribadinya. dan saya tidak kagum pada orang yang mengajarkan kitab buatan orang lain dan mengaku sebagai mahaguru tapi belum menuliskan prinsip2 hidupnya sendiri dalam sebuah kitab.

maka , tidak apa apa. jangan fanatik. kalo sudah merasa menjalani prinsip hidup dan mengetahui hasilnya maka tulis sendiri kitab mu. maka kamu sudah menjadi empu jangga.

maka ada pepetah : pengalaman adalah guru yang paling berharga. itu benar karena dengan pengalaman anda mengetahui rasanya , hasilnya , suka dukanya. dan bisa disimpulkan sendiri.

pepatah tersebut pastilah hasil dari kebijaksanaan seorang pujangga.

dasar negara kita gotong royong dan bhineka tunggal ika.
kalo pancasila itu pengembangannya. bisa diutak atik.
tapi akarnya gotong royong dan bhineka tunggal ika.

tidak tahu pasti siapa empu jangga yang menciptakan kata " gotong royong ".

semoga bermanfaat.
salam,
edy pekalongan

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Makam Sapuro , Kota Pekalongan

sudah lama saya ingin menulis tentang tanah kelahiran saya. kelurahan Sapuro , di kecamatan Pekalongan Barat Kota Pekalongan. ada beberapa nama kampung di sapuro, antara lain. - sapuro lor - buragan - sapuro kidul - sawah tengah - brontokan - jagalan - kandang arum sebagian orang mengenal sapuro dengan makam dan tempat ziarah. yang paling terkenal adalah makam Habib Achmad bin abdullah bin Thalib al - athas. seorang wali penyebar agama islam. tahun 1900 -an yang dimakamkan di Sapuro. beliau sejaman dengan Buyut saya. dari garis ibu. bahkan yang menyarankan buyut saya yang sudah sepuh tapi sebagai duda. untuk menikah lagi dengan wanita keturunan arab. sehingga lahirlah nenek saya. dan terbentuklah keluarga baru. buyut saya bernama Raden Tengah Karyo nama kampung "sawah tengah " berasal dari kata sawahnya Raden Tengah. yang punya istri jawa tetapi meninggal. punya istri china lalu bercerai dan terakhir istri arab yang di jodohkan oleh habib achmad al athas. sejarah sapuro menu

ebook OSHO : TUhan sudah Mati

OSHO dalam 2 minggu ini saya menterjemahkan beberapa lembar ceramah OSHO  di tahun 1989. Ceramah ini sangat kontroversial , hanya 15 halaman yang saya terjemahkan. itupun cukup membuat saya berdebar debar, apakah nanti yang membacanya sudah siap . padahal ceramah ini disampaikan sudah 20 tahun yang lalu. peradaban manusia sudah mundur, ceramah ini akan membuktikan apa yang saya katakan bahwa mayoritas manusia indonesia saat ini memiliki pemahaman agama yang mundur dari leluhurnya. mereka bersikap lebih fanatik dan kehilangan toleransi terhadap orang yang berbeda. dimasa awal kemerdekaan Indonesia. komunis di terima baik di negeri ini . karena paham komunis ikut serta dalam mendirikan negara ini. anehnya saat ini , ajaran komunis di larang . ajaran kepercayaan leluhur di larang . negeri ini sudah rusak oleh perilaku moral pejabatnya yang rendah . semoga dengan terjemahan kecil dari sekelumit ceramah OSHO , yang jika mau di terjemahkan semua , bisa ratusan lembar untuk satu te

Penyakit dan Kebijaksanaan

catatan. hari selasa, 10 agustus 2010 sekitar jam 9 pagi ada seorang wanita bertamu, usianya kira kira 35 tahun. dia terakhir berkunjung ke rumah, kira kira seminggu yang lalu. dan menanyakan , apakah penyakit yang dideritanya yaitu batu empedu sudah sembuh ? dia rutin seminggu sekali datang ke rumah saya kira kira sejak 2 bulan yang lalu. dan di awal pertemuan mengatakan bahwa menurut pemeriksaan dokter dia mengidap batu empedu. lalu meminta bantuan saya . saya membantu dia dengan terapi prana dan minum air mineral . pagi ini dia menyampaikan, bahwa kemaren dia melakukan pemeriksaan di klinik sesuai saran saya , untuk mengetahui bagaimana perkembangan penyakitnya. dia menuturkan setelah di USG , batu empedunya sudah tidak ada alias hilang. di gembira atas keadaan itu karena tidak harus operasi yang biayanya mahal. itulah alasan dia bertamu ke rumah untuk mengucapkan terima kasih , dengan membawa gula, teh dan sarimi saya terima dan saya katakan, " syukurlah kalo begitu. artinya k