Langsung ke konten utama

Menjaga Raga

amit amit ngaliman salam
# Menjaga Raga

manusia hidup di bumi membutuhkan raga yang sehat untuk mendukung aktivitasnya. jika raganya sakit maka segala aktivitasnya akan terhambat. dalam bekerjasama dengan raga atau badan , saya menggunakan 3 prinsip sederhana.

satu : # Tepo Salira

jika mata saya sudah lelah dan mengantuk, maka saya harus melakukan " tepo salira " yaitu toleransi , berusaha menjaga hubungan baik agar tidak menyakiti diri sendiri dan orang lain. dengan menghentikan aktivitas dan memulai untuk tidur.

walopun kadang ada orang memaksakan diri , tapi tubuh tetap punya batas maksimal. jika batas toleransi tubuh ini sudah maksimal, maka harus di istirahatkan. jika ini di langgar maka hanya akan membuat kekacauan pada tubuh kita sendiri.

misal , mengantuk tapi memaksakan diri menyetir mobil. maka bisa menimbulkan resiko buruk. atau perut sudah kelaparan , tapi tetap memaksakan mengerjakan tugas. jika dilakukan terus menerus tanpa memperhatikan kebutuhan mengisi perut . maka akan timbul kekacauan dan masalah di kemudian hari.

sikap tepo salira terhadap tubuh kita sendiri , itu akan menghindarkan tubuh dari resiko terkena masalah. untuk mempraktikan tepo saliro / toleransi ini , kita perlu prinsip moral untuk menjaga diri.

kedua : # nanding salira

nanding salira adalah bekerja sama dengan tubuh kita sendiri , menantangnya , melatihnya sampai batas maksimal . prinsip ini di gunakan dalam belajar atau berkarya. misal jika kita ingin menguasai suatu ketrampilan menulis huruf, maka dulu kita melatih tangan kita untuk menulis huruf berulang ulang, sampai jari tangan tidak kaku dan lancar menulis. butuh waktu sampe satu tahun lebih.

jika kita belajar mengetik , maka kita harus melatih jari2 tangan kita untuk sering berlatih sampai mahir.

nanding salira , juga dipakai jika kita belajar naik sepeda. kita melatih tubuh kita sampai punya keseimbangan dan mahir. diperlukan banyak latihan.

atau saat orang punya masalah , pintu gerbang rumah di kunci. dan yg jaga ketiduran. satu satunya cara adalah melompati tembok 1, 5 meter. maka kita harus nanding salira . berusaha melompatinya. agar tercapai tujuan.

jika kita punya masalah bau badan, maka kita harus belajar nanding saliro. rajin mandi dan minum jamu penghilang bau badan.

nanding saliro adalah memecahkan persoalan yang dihadapi oleh tubuh kita, agar bisa mendapat hasil yang kita inginkan. Diet termasuk di dalamnya. bangun pagi termasuk di dalamnya.

untuk mempraktikan nanding saliro kita perlu disiplin , pengetahuan, peralatan dan strategi.

ketiga : # Mulat salira

mulat salira adalah introspeksi diri. dalam hubungannya dengan badan kita.
misalahnya kita mengalami masalah buang air besar tidak lancar. maka kita harus introspeksi diri , apakah penyebabnya. apa pola makan kita yang keliru. sampe ketemu akar persoalannya. lalu di cari solusinya. kemudian di perbaiki.

kalo masalah tubuh kita kena penyakit maag , tidak sembuh sembuh. maka kita harus mulat salira , kenapa ini terjadi. apa penyebabnya. sampe ketemu akar masalahnya. dan solusinya. kemudian di perbaiki.

kalo kita terpeleset kulit pisang di lantai. lalu kaki terkilir. maka kita harus melakukan mulat salira. apa penyebabnya . ternyata kurang konsentrasi dan terlena berjalan sambil facebookan dan telinga memakai earphone mendengarkan musik , sehingga tidak waspada. solusinya membetulkan kaki yang terkilir dan besok lagi lebih berhati hati.

mulat salira dipraktekan perlu keberanian, kejujuran dan kemauan bercermin kedalam diri , bahkan berani mengaku salah dan memperbaiki diri.

jika prinsip tepo saliro , nanding saliro , mulat saliro ini sudah dipraktekan dalam berhubungan dengan raga kita sendiri. maka bisa mulai di terapkan pada pikiran dan perasaan kita sendiri.

lalu berlanjut
di terapkan dalam berhubungan dengan orang lain. karena orang lain juga punya badan , pikiran dan perasaan. dalam hubungan sesama manusia.

jika timbul konflik atau masalah dengan manusia lain , maka kita telusuri saja dengan 3 prinsip tadi.

kalo sudah bisa melakukannya , bisa di perluas dalam hubungan manusia dengan alam / lingkungan perkotaan , pulau.

penyakit badan , penyakit masyarakat , kerusakan alam. itu semua bisa ditelusuri sebabnya dari 3 prinsip tadi.

seandainya manusia mau mulai menerapkan 3 prinsip ini yaitu tepo saliro , nanding saliro, mulat saliro pada dirinya sendiri. maka banyak konflik tidak perlu terjadi dalam tingkat individu, organisasi, masyarakat, negara , dunia.

jika masing2 orang sudah menerapkannya maka banyak kerusakan lingkungan / alam tidak perlu terjadi dimulai pada tingkat hunian rumah, persawahan, perkebunan , perkotaan, hutan , pulau , benua, sampe tingkat planet bumi .

3 prinsip sederhana ini sekarang tidak lagi diajarkan di sekolah, karena keterputusan wawasan dan pandangan hidup yang berubah sehingga muncul sekat dengan budayanya sendiri. ini ya salah orang jawa sendiri. bukan salah siapa siapa.

karena sudah ada nilai moral yang lebih modern. sudah ada pelajaran agama. jadi kearifan warisan nenak moyang sendiri banyak yang dilupakan, lalu hilang. terlebih karena sudah ada ilmu modern seperti teori psikologi, teori ekologi , teori sosiologi yang lebih canggih. katanya demikian.

sebuah budaya lahir dari proses jaman, pengalaman hidup sebuah masyarakat selama ratusan tahun lalu mencapai sebuah kesimpulan dan dipakai sebagai pedoman tata nilai moral. ini bukan budaya instan karena bukan mie instan.

termasuk 3 prinsip ini. yang berpusat pada manusia dan cara manusia mengolah dan mengendalikan dirinya sendiri. tidak berusaha mengendalikan hal hal yang besar. cukup diri sendiri saja. tapi jika dilakukan oleh banyak manusia. maka efek sampingnya bisa meluas dan mengagetkan banyak pihak.

dengan 3 prinsip ini, maka banyak pelanggaran lalu lintas tidak perlu terjadi. banyak pelanggaran hukum tidak perlu terjadi. karena kendali diri ada di dalam setiap individu , bukan individu dibiarkan liar lalu hukum sosial mengendalikan.

nampaknya saya harus " mulat saliro" dan mengakhiri tulisan ini.
terima kasih.

salam,
edy pekalongan
 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Makam Sapuro , Kota Pekalongan

sudah lama saya ingin menulis tentang tanah kelahiran saya. kelurahan Sapuro , di kecamatan Pekalongan Barat Kota Pekalongan. ada beberapa nama kampung di sapuro, antara lain. - sapuro lor - buragan - sapuro kidul - sawah tengah - brontokan - jagalan - kandang arum sebagian orang mengenal sapuro dengan makam dan tempat ziarah. yang paling terkenal adalah makam Habib Achmad bin abdullah bin Thalib al - athas. seorang wali penyebar agama islam. tahun 1900 -an yang dimakamkan di Sapuro. beliau sejaman dengan Buyut saya. dari garis ibu. bahkan yang menyarankan buyut saya yang sudah sepuh tapi sebagai duda. untuk menikah lagi dengan wanita keturunan arab. sehingga lahirlah nenek saya. dan terbentuklah keluarga baru. buyut saya bernama Raden Tengah Karyo nama kampung "sawah tengah " berasal dari kata sawahnya Raden Tengah. yang punya istri jawa tetapi meninggal. punya istri china lalu bercerai dan terakhir istri arab yang di jodohkan oleh habib achmad al athas. sejarah sapuro menu

ebook OSHO : TUhan sudah Mati

OSHO dalam 2 minggu ini saya menterjemahkan beberapa lembar ceramah OSHO  di tahun 1989. Ceramah ini sangat kontroversial , hanya 15 halaman yang saya terjemahkan. itupun cukup membuat saya berdebar debar, apakah nanti yang membacanya sudah siap . padahal ceramah ini disampaikan sudah 20 tahun yang lalu. peradaban manusia sudah mundur, ceramah ini akan membuktikan apa yang saya katakan bahwa mayoritas manusia indonesia saat ini memiliki pemahaman agama yang mundur dari leluhurnya. mereka bersikap lebih fanatik dan kehilangan toleransi terhadap orang yang berbeda. dimasa awal kemerdekaan Indonesia. komunis di terima baik di negeri ini . karena paham komunis ikut serta dalam mendirikan negara ini. anehnya saat ini , ajaran komunis di larang . ajaran kepercayaan leluhur di larang . negeri ini sudah rusak oleh perilaku moral pejabatnya yang rendah . semoga dengan terjemahan kecil dari sekelumit ceramah OSHO , yang jika mau di terjemahkan semua , bisa ratusan lembar untuk satu te

Penyakit dan Kebijaksanaan

catatan. hari selasa, 10 agustus 2010 sekitar jam 9 pagi ada seorang wanita bertamu, usianya kira kira 35 tahun. dia terakhir berkunjung ke rumah, kira kira seminggu yang lalu. dan menanyakan , apakah penyakit yang dideritanya yaitu batu empedu sudah sembuh ? dia rutin seminggu sekali datang ke rumah saya kira kira sejak 2 bulan yang lalu. dan di awal pertemuan mengatakan bahwa menurut pemeriksaan dokter dia mengidap batu empedu. lalu meminta bantuan saya . saya membantu dia dengan terapi prana dan minum air mineral . pagi ini dia menyampaikan, bahwa kemaren dia melakukan pemeriksaan di klinik sesuai saran saya , untuk mengetahui bagaimana perkembangan penyakitnya. dia menuturkan setelah di USG , batu empedunya sudah tidak ada alias hilang. di gembira atas keadaan itu karena tidak harus operasi yang biayanya mahal. itulah alasan dia bertamu ke rumah untuk mengucapkan terima kasih , dengan membawa gula, teh dan sarimi saya terima dan saya katakan, " syukurlah kalo begitu. artinya k